Sejak 2013, Gerakan Pramuka telah mempunyai Satuan Karya (Saka) Widya Budaya Bakti (WBB). Saka adalah wadah pendidikan bagi Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pandega (21-25 tahun) untuk mengembangkan bakat, menyalurkan minat, dan memperluas pengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sampai saat ini tercatat ada 11 Saka di dalam Gerakan Pramuka. Mulai dari Saka Dirgantara, Bahari, Bhayangkara, Tarunabumi, Wanabakti, Bakti Husada, Kencana, Wirakartika, Pariwisata, Kalpataru, dan WBB. Kehadiran Saka WBB ditandai dengan dikukuhkannya Saka itu pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Kupang, NTT, pada 2013.
Sesuai dengan Petunjuk Penyelenggaraan Gerakan Pramuka Nomor 053 Tahun 2014, Saka WBB merupakan wadah pembinaan kaum muda untuk memberikan keterampilan khusus di bidang pendidikan dan kebudayaan. Khususnya pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal, seni dan film, tradisi, sejarah, nilai budaya, cagar budaya, dan museum.
Ada tujuh krida dalam Saka WBB. Sebagai informasi, krida adalah satuan kecil yang merupakan bagian dari saka sebagai wadah keterampilan tertentu. Ketujuh krida itu adalah Krida Pendidikan Masyarakat, berisi materi pokok berupa keterampilan dalam teknik keaksaraan.
 Lalu, Krida Anak Usia Dini, berisi materi pokok berupa keterampilan dalam menyiagakan dan menggalang kelompok sasaran program pendidikan anak usia dini.
Selanjutnya, Krida Pendidikan Kecakapan Hidup, berisi materi pokok berupa keterampilan fungsional sebagai bekal hidup mandiri. Lalu, Krida Bina Sejarah, berisi materi pokok berupa keterampilan menjadi narasumber teknis, pengaman, pemelihara, dan jasa wisata sejarah. 
Ada juga vKrida Bina Seni dan Film, berisi materi pokok berupa keterampilan menjadi pegiat, pekerja, dan pengabdi seni dan film sesuai bidang masing-masing.
Berikutnya adalah Krida Bina Nilai Budaya, berisi materi pokok berupa keterampilan dalam bidang permainan tradisional, cerita rakyat, makanan tradisional, tradisi musyawarah. Serta yang juga tak boleh dilupakan adalah  Krida Bina Cagar Budaya dan Museum, berisi materi pokok dalam bidangpelestari cagar budaya dan museum.
Lambang Saka Widya Budaya Bakti. (Foto: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka)
Sejak dikukuhkan pada 2013, berarti sudah hampir lima tahun keberadaan Saka WBB. Sudah cukup banyak kegiatan yang diadakan, termasuk Kursus Pamong dan Instruktur Saka, serta Kursus Mahir Pembina Pramuka Tingkat Dasar yang merupakan kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Pusat Pendidikan dan Latihan Nasional Gerakan Pramuka. 
Bahkan sebelum Saka WBB, Kemendikbud telah menjalin kerja sama dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, yang diwujudkan antara lain dengan beberapa kali Kemah Budaya di sejumlah daerah di Indonesia.
Diharapkan Saka WBB dapat berkembang di semua provinsi di Indonesia. Sebagai negara yang dikenal dengan keberagaman budaya, sejarah yang panjang, dan banyaknya tinggalan-tinggalan bersejarah yang tercatat atau dapat dicatat sebagai benda cagar budaya, Saka WBB dapat memainkan peran aktif untuk terus menjaga dan mengembangkan budaya dan sejarah di Indonesia.
Di tengah gencarnya kebudayaan asing yang masuk ke Tanah Air, serta maraknya pembangunan yang sedikit banyak menggeser bukan hanya nilai-nilai dan adat tradisional, tetapi juga melenyapkan sebagian tinggalan bersejarah diganti dengan bangunan-bangunan modern yang dianggap lebih bernilai, Saka WBB dapat ikut memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan adat, budaya, dan tinggalan bersejarah yang ada.
Seorang Pembina Pramuka di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jakarta. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)
Jangan sampai di masa depan, bahkan anak-anak Indonesia sudah tidak mengenal kain kebaya, bentuk candi dan monumen-monumen masa lalu, dan kehilangan jejak jati diri bangsanya. 
Lebih parah lagi, kalau Bahasa Indonesia yang telah kita kukuhkan bersama dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan, lalu lenyap tergantikan bahasa gado-gado yang tak jelas asal-usulnya.
Pendidikan tentang pentingnya budaya dan sejarah bangsa dan negara kita yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 tentu harus diberikan sejak anak di usia dini. Gerakan Pramuka mempunyai metode pendidikan yang antara lain melalui permainan-permainan edukatif dan sistem beregu.
Yang bila segala macam permainan ini dapat dikumpulkan dan dikembangkan Saka WBB, bisa jadi merupakan sumbangan berharga bagi pendidikan nasional di negara kita. Saatnya Saka WBB bangkit dan mengambil peran aktif ikut membina kaum muda dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: